Food
Combining adalah pengaturan pola makan yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh
baik itu untuk pagi, siang dan malam hari. Pengaturan pola makan yang seimbang
dalam setiap menu akan memberikan hasil yang baik untuk kesehatan terutama
kesehatan pencernaan tubuh. Dalam pola makan food combining ini tidak
mencampurkan konsumsi karbohidrat dan konsumsi protein dari unsur hewani karena
memperberat kerja pencernaan. Makanan tinggi pati dan makanan tinggi protein
akan sulit dicerna bila jumlahnya sama-sama banyak.
Food
combining sepenuhnya mengikuti standar pola makan 4 Sehat. Hanya saja, food
combining mempertimbangkan juga efektivitas penyerapan zat gizi dan zat
fitokimiawi nirgizi dalam makanan. Karena itu, asupan makanan diatur mengikuti
siklus alami tubuh. Hal yang paling menonjol dalam food combining adalah kita
tidak disarankan menyantap nasi, lauk-pauk, sayur, dan buah sekaligus dalam satu
jam makan.
Pada
dasarnya, inti dari food combining mencakup empat hal.
1.
Konsumsi makanan segar dan alami, serta menjauhi makanan yang telah diproses.
Sayuran
dan buah segar menjadi bagian utama menu sehari-hari. Sekalipun demikian,
jangan takut kelaparan, karena kita dibebaskan mengkonsumsi makanan sumber
karbohidrat, yang bisa membuat kenyang. Lauk-pauk sumber protein, yang
bermanfaat pula meningkatkan kegurihan hidangan, tidak boleh diabaikan.
Yang
tidak disarankan adalah makanan olahan, karena tidak lagi alami. Seperti
makanan kalengan, makanan awetan (sawi asin, manisan buah, abon), dan makanan
mengandung food additives (MSG, pewarna sintetis). Kecuali tempe dan yogurt,
karena kandungan senyawa fitokimiawinya justru menjadi makin kaya setelah mengalami
proses pengolahan. Beras putih slip yang mengalami proses pemucatan, penambahan
esens (biasanya esens pandan), dan pengasapan pengawetan tidak disarankan.
Paling baik mengkonsumsi beras merah, boleh juga beras putih tumbuk.
2.
Konsumsi kombinasi makanan mengikuti siklus alami metabolisme tubuh.
Berbeda
dari kebiaasan selama ini yang hanya mementingkan mendapatkan energi dari
asupan makanan, dengan makan semuanya sekaligus secara campur aduk. Jika
makanan disantap bersamaan atau hampir bersamaan, maka proses pencernaan tidak
berjalan efektif, sehingga banyak zat gizi dan zat fitokimiawi nirgizi yang
terbuang.
Pengaturan
kombinasi makanan membuat tubuh lebih hemat menggunakan energi untuk memproses
makanan. Dampaknya, tubuh menjadi lebih bugar dan bertenaga. Penghematan
penggunaan energi ini juga bermanfaat menghambat kerusakan sel akibat
ekploitasi sel dan organ tubuh secara berlebihan. Inilah salah satu alasan
mengapa orang-orang yang menerapkan pola makan food combining umumnya tampak
bugar dan awet muda. (Faktor lain, karena mereka banyak mengkonsumsi serat
alami dari sayuran dan buah-buahan segar yang juga kaya antioksidan.)
3.
Menjaga keseimbangan asam-basa tubuh.
Kesimpulan
serangkaian penelitian menyebutkan proses pencernaan makanan berjalan paling efektif
jika jaringan tubuh dan darah (bukan lambung) dalam kondisi netral cenderung
basa, dengan pH 7,35 – 7,45. Jika tubuh dalam kondisi asam, kita menjadi mudah
kembung dan diare.
4.
Tidak memerlukan takaran konsumsi makanan.
Kita
bisa makan dalam jumlah lebih bebas, sejauh kombinasinya serasi. Sebagai sarana
berdiet, baik untuk mencapai berat badan ideal, diet penyakit, maupun untuk
mencapai kesehatan prima, food combining sangat mudah dipraktekkan oleh awam
sekalipun. Bekal utama yang paling diperlukan hanyalah kiat makan dengan
kombinasi makanan yang serasi.
SIKLUS
ALAMI TUBUH
Tubuh
melakukan tiga aktivitas pengelolaan asupan makanan secara simultan selama 24
jam, yang meliputi mencerna makanan, menyerap sari makanan, dan membuang sampah
makanan. Namun aktivitas tersebut tidak giat dalam periode waktu bersamaan.
Masing-masing memiliki masa aktif berbeda, sehingga membentuk rantai kerja
dalam siklus alami yang sambung-menyambung.
Sejak
pukul 04.00 dini hari hingga 12.00 tengah hari, tubuh giat membuang sampah
makanan. Sebagian besar energi tubuh terpakai untuk melakukan proses tersebut.
Agar energi tubuh sepenuhnya tercurah untuk proses pembuangan, sepanjang waktu
tersebut disarankan tidak mengisi perut dengan makanan berat. Sarapan berupa
sumber karbohidrat (nasi, roti), sayuran, dan lauk-pauk hanya akan menyita
energi tubuh, sehingga proses pembersihan sampah makanan terhambat.
Santap
buah-buahan segar atau minum jus buah segar tanpa tambahan apapun sebagai menu
sarapan maupun kudapan sepanjang rentang waktu tersebut. Selain tidak butuh
proses pencernaan lama (10 – 45 menit), buah segar menyediakan sumber energi
siap pakai. Boleh buah apa pun, kecuali durian, nangka, cempedak. Hanya saja,
melon, semangka, blewah, hamigua, dan buah jenis Cucurbitaceae sebaiknya tidak
dimakan bersama buah lain, karena proses pencernaannya sangat singkat.
Pukul
12.00- 20.00 merupakan rentang waktu bagi tubuh untuk menjalankan fungsi
mencerna makanan. Inilah saat paling tepat untuk mengisi perut dengan makanan
yang proses cernanya berat dan lama, yakni sumber karbohidrat, sumber protein
(hewani maupun nabati), dan sayuran. Waktu cerna karbohidrat 3 jam, protein 4
jam, dan sayuran 2 jam. Sementara waktu cerna lemak 6 – 8 jam. Karena itu,
lemak sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah terbatas, agar tidak mengganggu proses
pencernaan makanan lain yang waktu cernanya lebih singkat.
Namun
mengingat proses pencernaan makanan paling efektif akan berakhir pukul 20.00,
makan malam hendaknya sudah selesai satu jam sebelumnya. Agar pada pukul 20.00
malam hingga 04.00 dini hari, tubuh dapat menjalankan fungsi penyerapan sari
makanan dengan baik. Jika kita telat makan, penggunaan energi tubuh yang
sedianya terpusat pada proses penyerapan sari makanan akan terbagi untuk
mencerna makanan. Akibatnya, tubuh akan memboroskan energi dan menyia-nyiakan
sari makanan.
Makan
tengah malam dengan menu komplet (sumber karbohidrat, sumber protein, dan/atau
sayuran) akan mengacaukan siklus alami tubuh. Proses penyerapan sari makanan
akan tertunda, karena tubuh harus berbagi energi untuk mencerna makanan yang
datang tidak pada waktunya. Kekacauan siklus alami ini dapat mengakibatkan
ketidaknyamanan di pagi hari, seperti buang air besar tidak lancar, perasaan
gelisah, kurang bersemangat.
Jika
merasa lapar pada malam hari, usahakan menyantap makanan yang tidak membebani
proses alami tubuh. Buah-buahan segar bisa menjadi pilihan. Untuk mendapatkan
rasa kenyang yang mantap, kita bisa makan pisang segar (bukan pisang
rebus/goreng). Boleh ditambah yogurt dengan tambahan madu. Bisa juga buah,
yogurt, dan madu diblender hingga menjadi lassie atau smoothie, jus dengan
tekstur kental dan pekat.
Selain
pada periode pembuangan (pukul 04.00 – 12.00), buah-buahan segar atau jus buah
segar tetap boleh dinikmati di luar waktu tersebut. Namun hendaknya disantap 45
-60 menit sebelum tiba saat makan berat, agar proses pencernaan buah sudah akan
selesai begitu tubuh harus mulai mencerna makanan berat. Food combining tidak
mendukung konsumsi buah setelah makan berat seperti yang selama ini kita
lakukan.
PANDUAN
POLA MAKAN FOOD COMBINING
Pedoman
berikut memudahkan kita, terutama para pemula, untuk menerapkan pola makan food
combining tanpa harus bingung menghafal kombinasi asam-basa.
MENU SEHARI YANG IDEAL
1 menu buah-buahan
1 menu karbohidrat + sayuran
1 menu protein + sayuran
1 menu buah-buahan
1 menu karbohidrat + sayuran
1 menu protein + sayuran
VARIASI MENU SEHARI JIKA MENU IDEAL TAK MUNGKIN
DILAKSANAKAN
Variasi 1
1 menu buah-buahan
2 menu karbohidrat + sayuran
1 menu buah-buahan
2 menu karbohidrat + sayuran
Variasi 2
2 menu buah-buahan
1 menu karbohidrat + sayuran
2 menu buah-buahan
1 menu karbohidrat + sayuran
Variasi 3
2 menu buah-buahan
1 menu protein + sayuran
2 menu buah-buahan
1 menu protein + sayuran
Variasi 4 (jika sulit memperoleh buah segar)
2 menu karbohidrat + sayuran
1 menu protein + sayuran
2 menu karbohidrat + sayuran
1 menu protein + sayuran
Saat memilih program diet, tentu Anda ingin yang
hasilnya cespleng. Salah satu diet yang cukup popoler adalah diet food
combining. Tapi, tahukah Anda, tiap pola diet itu ada kelebihan dan
kekurangannya? Agar tidak salah memilih, coba kenali dulu plus minus pola diet
ini.
Aturan diet: Menurut diet ciptaan Dr. William Howard Hay ini, makanan yang disantap harus diselaraskan dengan mekanisme alamiah fungsi tubuh manusia. Hal itu dimaksudkan untuk meringankan kerja pencernaan sekaligus efisiensi pemakaian energi.
Disebut food combining, karena harus pandai-pandai menyelaraskan asupan makanan yang –menurut Dr. Hay—dikategorikan dalam tiga kelompok, yaitu: makanan yang mengandung protein tinggi (daging, ikan, telur, keju, dll), makanan pembentuk basa (buah-buahan dan sayuran), dan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi (gandum, beras, roti, mie, dll).
Plus: Penggabungan makanan yang tepat akan menghasilkan kadar asam dan basa yang seimbang, sehingga proses pencernaan dan metabolisme berjalan lancar.
Diet ini menganjurkan agar kita menggabungkan kelompok karbohidrat dengan kelompok pembentuk basa, atau kelompok protein dengan kelompok pembentuk basa. Sebaliknya, dilarang menggabungkan kelompok protein dengan kelompok karbohidrat, karena akan menghambat proses penyerapan gula (dari karbohidrat), sehingga nantinya bisa mengganggu stabilitas kadar gula dalam tubuh.
Minus: Sejauh semua zat gizi tercukupi (karena tak ada pantangan makanan apa pun), mestinya tak ada reaksi tubuh yang negatif. Sejauh ini belum banyak dilakukan penelitian menyangkut diet ini dalam kaitannya dengan usaha penurunan berat badan. Hal itu menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan diet konvensional biasa.
Karena protein dan karbohidrat tidak boleh dicampur, maka bila Anda bermaksud menjalankan diet ini, harus dibuat perencanaan yang matang. Maksudnya, Anda tak perlu terlalu ‘kreatif’ menghilangkan salah satu unsur kelengkapan gizi, misalnya dengan mencoret karbohidrat atau protein. Bagaimanapun, semua unsur tersebut dibutuhkan oleh tubuh.
Aturan diet: Menurut diet ciptaan Dr. William Howard Hay ini, makanan yang disantap harus diselaraskan dengan mekanisme alamiah fungsi tubuh manusia. Hal itu dimaksudkan untuk meringankan kerja pencernaan sekaligus efisiensi pemakaian energi.
Disebut food combining, karena harus pandai-pandai menyelaraskan asupan makanan yang –menurut Dr. Hay—dikategorikan dalam tiga kelompok, yaitu: makanan yang mengandung protein tinggi (daging, ikan, telur, keju, dll), makanan pembentuk basa (buah-buahan dan sayuran), dan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi (gandum, beras, roti, mie, dll).
Plus: Penggabungan makanan yang tepat akan menghasilkan kadar asam dan basa yang seimbang, sehingga proses pencernaan dan metabolisme berjalan lancar.
Diet ini menganjurkan agar kita menggabungkan kelompok karbohidrat dengan kelompok pembentuk basa, atau kelompok protein dengan kelompok pembentuk basa. Sebaliknya, dilarang menggabungkan kelompok protein dengan kelompok karbohidrat, karena akan menghambat proses penyerapan gula (dari karbohidrat), sehingga nantinya bisa mengganggu stabilitas kadar gula dalam tubuh.
Minus: Sejauh semua zat gizi tercukupi (karena tak ada pantangan makanan apa pun), mestinya tak ada reaksi tubuh yang negatif. Sejauh ini belum banyak dilakukan penelitian menyangkut diet ini dalam kaitannya dengan usaha penurunan berat badan. Hal itu menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan diet konvensional biasa.
Karena protein dan karbohidrat tidak boleh dicampur, maka bila Anda bermaksud menjalankan diet ini, harus dibuat perencanaan yang matang. Maksudnya, Anda tak perlu terlalu ‘kreatif’ menghilangkan salah satu unsur kelengkapan gizi, misalnya dengan mencoret karbohidrat atau protein. Bagaimanapun, semua unsur tersebut dibutuhkan oleh tubuh.
Makanan yang mengandung asam dan basa pada pencernaan
:
Ada
banyak cara untuk menggolongkan makanan. Salah satunya adalah berdasarkan sifat
keasaman dan kebasaan yang terkandung oleh makanan. Makanan kita dicerna di
dalam dua bagian saluran pencernaan. Pertama makanan itu masuk ke lambung
dimana asam hidroklorida (HCl) di saluran lambung melakukan pekerjaan utama jika
makanan itu utamanya bersifat asam. Dari sana makanan itu kemudian menuju
duodenum (usus 12 jari). Di sini sekresi carian bersifat basa dari hati,
pankreas, dan limfe menyelesaikan proses pencernaan dan membantu menetralisir
cairan apapun dari lambung yang bersifat asam. Makanan yang dicerna terutama di
lambung disebut makanan bersifat asam, sedangkan yang dicerna terutama di usus
12 jari disebut makanan bersifat basa. Sebagian besar makanan membutuhkan
sebagian pencernaan asam dan sebagian pencernaan basa.
Keasaman
memiliki andil dalam berbagai penyakit yang umum saat ini, seperti rematik,
artritis, encok, radang, kanker, osteoporosis, diabeter, dan penyakit jantung.
Keasaman menyebabkan organ-organ pembersih/pemurni darah seperti hati, limfe,
dan ginjal menjadi lemah. Pasien yang sakit dapat lebih cepat pulih dari
penyakitnya jika sebagian besar makanan mereka bersifat basa (dengan
perbandingan 80:20). Umumnya lidah menginginkan makanan yang bersifat asam
karena rasanya enak, sedangkan organ-organ pencernaan lebih menyukai makanan
basa. Harus diingat bahwa penggolongan makanan ke dalam asam dan basa tidak
berdasarkan “rasa” makanan itu dilidah. Misalnya, air jeruk nipis rasanya asam
dimulut namun hasil akhirnya setelah dicerna bersifat basa karena air jeruk
nipis tidak memerlukan cairan asam lambung untuk menguraikannya.
Beberapa contoh makanan yang bersifat sangat basa :
Air, air jeruk nipis, air kelapa, teh herbal, madu, jus buah-buahan, jus sayur-sayuran, buah, sayuran berwarna hijau dan kuning yang tidak mengandung zat tepung/pati, sayuran berumbi (wortel, lobak cina, bit, dan singkong).
Air, air jeruk nipis, air kelapa, teh herbal, madu, jus buah-buahan, jus sayur-sayuran, buah, sayuran berwarna hijau dan kuning yang tidak mengandung zat tepung/pati, sayuran berumbi (wortel, lobak cina, bit, dan singkong).
Beberapa contoh makanan yang bersifat sangat asam :
Telur, Daging, ikan, makanan laut, unggas, makanan gorengan, biji-bijian yang diputihkan (beras putih, roti putih/terigu, mie putih), makanan olahan, gula putih, teh, kopi, dan minuman berkarbonasi.
Telur, Daging, ikan, makanan laut, unggas, makanan gorengan, biji-bijian yang diputihkan (beras putih, roti putih/terigu, mie putih), makanan olahan, gula putih, teh, kopi, dan minuman berkarbonasi.
[Sumber:
Buku Diet for Health & higher Conciousness]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar